Pagi itu untuk kesekian kalinya sekitar jam 04:30 aku bangun,
tepat sebelum alarm hpku yang ku atur sebelum tidur tadi malam. Rasanya sama
sekali malas mematikannya…
Tapi
nada alarm itu benar-benar menjalankan tugas nya dengan baik. Nada yang
benar-benar mengganggu. Lalu aku bergegas mencuci muka dan berwudhu, karna
suara adzan dari musholla dekat kontrakan ku itu sudah hampir selesai.
Selesai shalat shubuh, aku kembali merebahkan tubuhku ketempat
tidur. Seperti biasa, tubuh ini malas sekali diajak berangktifitas pada jam
seperti ini. Aku masih memikirkan mimpiku malam ini. Mimpi mengerikan yang
selama seminggu ini terus menyiksa tidurku. Aku merasa mimpi itu menunjukan
sesuatu padaku. Tapi bagai manapun ku memikirkannya, jawabannya tetap tak ku
dapatkan.
Matahari mulai bersinar menerangi bumi. Sudah jam 06:15, aku
bergegas mandi karna pagi ini aku harus menyerahkan laporan-laporanku pada
atasanku untuk ditanda tangani karena akan ada surveillance yang memeriksa
laporan-laporan itu.
*****
Ya ampun mau buru-buru malah orangnya belum dateng. Mana udah
hampir jam 7, “apa sempet kalo begini mah” celetukku dalam hati. Tak lama orang
yg kunanti itu memasuki gerbang, ya dia adalah pemegang kunci ruangan kantor
tempat ku bekerja. Pak budi namanya, dia orang yang sudah banyak membantuku
sejak ku masih sekolah. Akhirnya aku bisa kembali pada kewajibanku. Dan
memenuhi tuntutan pekerjaan ku.
*****
Aku tak tau sebabnya. Tapi setelah kejadian hari itu banyak hal
berubah dihidupku. Banyak hal aneh yang terjadi. Hari itu hujan sangat deras,
seluruh pakaianku basah, untungnya dirumah hardi masih ada pakaianku. Hardi
adalah sepupuku… dia lima tahun lebih tua dariku... Dia seorang dokter psikologi…
Aku tak ingat persis kenapa aku kerumahnya dan apa yg terjadi
disana… yang ku ingat aku dipersilahkan masuk kerumahnya, lalu aku berganti
pakaian karena seluruh pakaianku basah, Lalu aku mengobrol dengannya diruang
praktek miliknya, lalu setelah itu aku tak ingat apa yg terjadi.
Yang ku ingat aku terbarngun dikursi tempat ku duduk mengobrol
bersama hardi. Hardi berkata bahwa aku tertidur saat sedang mengobrol. Dia
fikir aku kelelahan jadi dia tak membangunkanku, dan membiarkanku tertidur
sampai hampir magrib disana.
Setelah shalat magrib aku pamit padanya untuk pulang
kekontrakanku. Disepanjang jalan pulang aku terus memikirkan banyak hal, salah
satunya apa tujuanku kerumah hardi. Walau pun dia masih kerabatku tapi ini
pertama kalinya ku bertamu ketempat prakteknya dan tertidur pula disana. Karna
aku tak menemukan jawabannya jadi aku putuskan untuk tak memikirkannya lagi.
Tapi hal-hal aneh terus terjadi padaku. Dari melupakan janji
dengan orang lain yang bahkan aku tak kenal. Dimarahi oleh orang yg baru ku
temui dijalan, seolah dia telah lama mengenalku. Padahal aku sama sekali tak
ingat dan tak mengerti apa yg dibicarakannya.
Jadi
aku hanya bisa tersenyum dan langsung kabur dari tempat itu.
Dan juga sejak pulang dari rumah hardi, aku selalu bermimpi buruk,
dan mimpi itu selalu sama sampai hari ini, padahal ini sudah hampir satu minggu
sejak hari itu, lalu tentang orang-orang yang ada di galeri handphone ku. Ada
beberapa wanita yang aku fikir aku pernah melihatnya dimimpiku. Dari angle
fotonya aku berasumsi bahwa aku bukan hanya sebatas teman saat foto itu
diambil.
Hanya ada satu wanita yg aku fikir aku benar-benar mengenalnya.
Namanya sari, dia mantan kekasihku, aku tak ingat bagaimana aku mengenalnya,
kenapa aku berpisah dengannya, hanya yang ku tau saat melihat fotonya… Aku
masih sangat menyayanginya.
Tapi
bukan itu yg membuat ku kacau.. Karena aku merasa banyak hal yang tak ku
tau.. tentang Diriku dan kehidupanku sendiri.
Contohnya
aku tak tau kenapa aku sangat menyukai coklat, tapi setiap memakannya aku
sangat bahagia. Lalu hujan, ntah kenapa aku sangat menyukai hujan, tapi
lagi-lagi aku tak tau apa alasannya, ntah apa yang terjadi padaku, ini sudah
kesekian kalinya. Waktu itu aku mendapat telpon dari bang ardi. Anehnya aku
ingat bahwa aku mengenal bang ardi sudah lama. Tapi aku tak ingat bagaimana
caraku mengenal dia. Seorang editor sebuah majalah besar di bekasi.
Dan yang membuat fikiranku tambah kacau adalah alasan bang ardi
menelponku. Dia menelpon naskah cerpen edisi akhir tahun untuk majalah
tempatnya bekerja, yang katanya kukerjakan, karena tidak biasanya aku terlambat
dari dealine yang biasa tentukannya dan tak memberi kabar. Tapi itu pun belum
semuanya.
Karna beberapa hari lalu aku mendapat telpon dari arka. Seorang
editor dari sebuah penerbitan buku ternama. Dia bertanya tentang kemajuan dari naskah novelku, dan anehnya aku
merasa sangat kenal dengan arka, ntah bagaimana aku merasa sudah lama
mengenalnya sama seperti halnya bang ardi. Hal ini benar-benar bisa membuatku
gila.
Karna aku benar-benar tak tau kapan dan bagaimana aku bisa
mengenal mereka, dan juga aku tak pernah ingat bisa mengarang cerpen, apalagi
naskah novel. Aku merasa ada sesuatu yang sangat penting yang menghilang dari
hidupku. Tapi bagaimanapun dan sekeras apapun aku berusaha mencarinya, aku
tetap tak menemukannya. Apa yang hilang itu, apa yang membuatku merasa kurang.
*****
"Assalamualaikum..
Har lo dimana ? ada yg mau gua tanya ? Penting.."
"Waalaikumsalam..
Gw di tempat praktek, lama amet lo.. Udah gw tunggu-tunggu dari
kemaren-kemaren.. Langsung kesini aja"
"Ok
gw Kesana"
Tuuuttt..
Suara telpon ku sudah ditutup oleh hardi. Sekarang ada hal yang tambah
membuatku hampir gila. Kenapa hardi bilang seolah-olah dia tau klo aku bakal
kesana. Padahal aku ga inget pernah bikin janji buat ketamu dia. Itulah yang
sepanjang jalan yang ku fikirkan, aku bergegas agar cepat sampai kesana.. Aku
sudah tak tahan, rasanya aku hampir gila.. Kebetulan hardi kan dokter atau
tepatnya psikolog.
Sesampainya disana ternyata hardi sudah menungguku di pintu. Dia
langsung mengajakku keruang prakteknya lalu dia memberikan sebuah flashdisk
yang di enkripsi kode. Dia bilang bahwa aku yg membuat kodenya. Jadi pasti bisa
membukanya, walau pun jadinya makin banyak pertanyaan di kepalaku ini. Tapi aku
coba memecahkan kode itu, dan ternyata benar itu kode milikku walau pun aku tak
pernah ingat memasangkannya pada flashdisk itu.
Sebelum aku membuka isi flashdisk itu hardi berkata padaku bahwa
semua jawaban dari pertanyaanku ada didalam file-file itu. Tanpa menunggu
komando aku membuka satu persatu file yg ada di dalamnya, bukannya membuat
pertanyaanku terjawab malah membuatku tambah tak mengerti apa-apa. Lalu hardi
memberikan sebuah buku. Dia bilang dia lupa memberikannya bersama flashdisk
tadi. Dia bilang cocokkan tanggal pada file dengan yang ada di buku kecil
berwarna merah itu. Dia bilang itu buku diary ku, aku tak begitu terkejut karna
memang tulisan yg ada dibuku itu tulisanku.
*****
Rasanya bener-bener aneh karna gw nulis ini buat diri gw
sendiri. Hari ini gw ngambil keputusan yang sangat sulit. Tapi gw rasa gw ga
bakal bisa tahan kalo tetep kayak sekarang. PTSD ini bener-bener nyiksa gw.
Belom lagi DID, jadi gw minta hardi buat ngelakuin Hypnoterapy, gw ga tau
tulisan ini bakal berguna enggak, tapi gw fikir ini yang terbaik buat
kedepannya.
*****
Itu isi tulisan disebuah kertas yang diselipkan di bagian
depan buku merah ini, aku yakin itu tulisanku, karna tulisannya begitu buruk
tak mungkin ada yang bisa menirukannya. Tapi aku benar benar belum sepenuhnya
mengerti semuanya. Lalu hardi menjelaskannya padaku. Tentang PTSD (Post
Traumatic Stress Disorder) adalah reaksi maladaptif yang berkelanjutan terhadap
suatu pengalaman traumatis. Pengalaman traumatis ini merupakan pengalaman luar
biasa yang mencekam, mengerikan, dan mengancam jiwa seseorang, seperti
peperangan, korban perkosaan, korban kecelakaan hebat dan orang-orang yang
telah menjadi saksi kematian seseorang yang sangat berharga baginya, dsb.
Sedangkan
DID (Dissosiative Identity Disorder) atau kepribadian ganda merupakan suatu
penyakit kelainan mental dimana seseorang dapat menunjukan dua atau lebih
kepribadian (alter) yang masing-masing memiliki nama, karakter, kemampuan, dan
bahkan ingatan yang berbeda, dan Hypnoterapy adalah salah satu cara pengobatan
terhadap penderita kelainan psikis yaitu dengan metode menghipnotis, dokter
akan menghapus ingatan penderita yang menjadi pemicu trauma, dan menanamkan
ingatan palsu yang telah disetujui oleh penderita sebelumnya.. Sebagai ganti
ingatan yg menghilang.
*****
Sudah
hampir 5 jam aku membaca buku dan file-file ini. Sekarang aku mengerti semua
keganjilan yang terjadi dihidupku itu. Semuanya terjawab, oleh foto-foto, dan
juga tulisan di buku diary juga cerpen-cerpen yang pernah ku buat sebelumnya, dan semua ini
membuatku tertawa. Ternyata semua hal mengerikan itu terjadi karna hal yang
disebut cinta. Aku mengambil keputusan yang sulit hampir kehilangan semua
kenangan indah itu, karena berharap bahwa kehidupanku akan lebih baik. Tapi
pada akhirnya sekarang aku masih sendiri disini. Tapi aku bersyukur.
Karena setidaknya kisah cintaku itu tetap hidup di buku merah ini.
“Kisah
yang sempurna itu tidak didapat dari menunggu, tapi kita ciptakan sendiri,
kadang pula didapat dari keputusan yang sulit..”
END
Oleh:
Anggun Ratnasari
Pendidikan
Matematika A #2015